Senin, 13 Maret 2017

Demon King & Hero - Bab 1

Demon King & Hero


Demon King & Hero
Bab 1

"Pe, Pensiun?"

Tubuh Yuria gemeteran.

'Apakah mungkin seorang raja iblis bisa pensiun?'

Tidak mungkin. Bagaimana kamu bisa berhenti menjadi raja dari semua iblis !

"Jangan bercanda padaku ! Apakah kau pikir aku akan tertipu dengan kebohongan semacam ini ?!"

"Aku tidak berbohong, aku serius."

Dengan senyum kecil di wajahnya, Raja Iblis melangkah mendekati Yuria.

Flinch !

Saat Raja Iblis mendekat ke Yuria, Yuria terkejut, dia mundur dan siap menarik pedangnya.

"Apa yang kau rencanakan !"

"Tidak, hanya saja mendekat saat berbicara adalah satu bentuk kesopanan. Apa manusia tidak melakukannya?"

Melihat Raja Iblis yang secara polos memiringkan kepalanya, Yuria berteriak.

"Kau pikir aku akan tertipu oleh rencana jahat Raja Iblis hah!!"

Pada saat Yuria menarik pedangnya, Raja Iblis mundur.

"Tidak, aku tak mencoba menipumu."

Dengan "Ah!" Raja Iblis menarik item dari sakunya .

"Akankah kamu percaya padaku jika melihat ini ?"

"Sisik sang Pemimpin para Dewa ?"

Yuria tahu tentang item ini, tak lama setelah janji kaisar. Satu-satunya peninggalan dari Dewa Sermia, Dewa yang menciptakan dunia, tak ada yang tahu berapa banyak lagi benda itu tersisa.

Walau bagaimanapun, ketika membuat sumpah pada sisik sang Pemimpin para Dewa, sumpah itu harus dijaga, dan tak boleh dilanggar, dikatakan bahwa sang Pemimpin para Dewa akan menghukumnya secara langsung bila melanggar sumpah.Item legendaris yang bahkan Para Dewa sekalipun Dewa Iblis, eksistensi tertinggi di dunia, tidak bisa menghindari hukuman.

"Mari kita bicara secara baik-baik, aku berjanji tak akan menipumu."

Sebuah cahaya tipis terpancar dari sisik.

Tak tega untuk memotong seseorang yang telah bersumpah pada sisik, Yuria menyarungkan pedangnya dan berkata.

"Baiklah kalu begitu, tapi jika kamu memang Raja Iblis maka aku akan membunuhmu."

Bahkan dalam menghadapi kata-kata Yuria yang haus darah, dan beberapa kebahagiaan tak terduga, raja iblis tersenyum.

"Mari mengobrol didalam."

***

"Ini tidak beracun, minumlah" 

Kata Raja Iblis yang menaruh cangkir berisi cairan hijau di depan Yuria.

"Apa ini ?"

"Ini disebut teh hijau, di dunia manusia, tak ditemukan di daerah ini, melainkan di kekaisaran timur, dan ini memiliki rasa yang sangat lezat."

Raja Iblis yang menikmatinya dengan sangat santai memberi kesan layaknya orang yang sudah tua benar-benar tak seperti penampilannya ataupun siapa dia yang sebenarnya. (ga kayak raja iblis di novel laen")

Meskipun demikian, Yuria tak sedikitpun melirik teh dan terus menatap Raja Iblis.

Kesampingkan sumpah pada sisik dari pemimpin dewa, Raja Iblis tetaplah Raja Iblis.

Dari pengalaman Yuria, kebanyakan dari penjahat kelas 3 akan panik, atau lansung mencoba menipunya atau menyerang langsung dengan pedang, kebanyakan demikian, tapi yang satu ini malah senang dan ekspresinya cerah, dia adalah pria yang berada didepannya.
Seorang Iblis sejati, iblis diantara para iblis.

Melihat seorang wanita yang sedang kebingung, raja iblis mendecakkan lidah.

"Yahh, jangan meminumnya jika memang tidak mau. Sudah lama sejak aku bertemu seseorang, jadi aku secara khusus mengeluarkan minuman favoritku yang berkualitas tinggi."

"Apakah ada orang yang begitu bodoh hingga meminum teh yang ditawarkan raja iblis ?"

"Sudah kubilang. Aku sudah pensiun menjadi raja iblis. Aku tak memiliki hasrat untuk bertarung."

'Seperti yang kuduga...'

Seorang penjahat, ketika terpojok akan panik meminta maaf. berjanji untuk membuka lembaran baru.

Tapi diantara orang-orang itu, tak ada yang benar-benar melakukannya, itu hanyalah kebohongan sederhana untuk membuat mereka terlepas dari masalah.

Ada 2 tipe dari mereka. Yang pertama yaitu penjahat kelas 3 yang hanya memangsa yang lemah. Mereka adalah orang-orang yang tidak malu merendahkan diri mereka untuk menyelamatkan diri, dan kembali menjadi penjahat kelas 3 seakan-akan itu tidak pernah terjadi.

Dan yang kedua biasanya orang yang telah mempersiapkan sesuatu yang besar, rela mempermalukan diri sendiri untuk mencapai tujuan mereka.

'Lawan kali ini adalah raja iblis, mungkin dia tipe yang terakhir ?'

Tak perlu diragukan jika Raja iblis merencanakan sesuatu yang penting di wilayah gurun ini.

"Hmph ! kamu pasti melakukan sesuatu disini ! mungkin menciptakan retakan dimensi, atau membangun istana raja iblis !"

Raja Iblis memasang wajah bodoh, menatap Yuria dan berkata.

"Ehh, retakan dimensi adalah sesuatu yang bahkan dewa-dewa tak mampu melakukannya, dan jika kamu ingin membangun istana raja iblis dibeberapa titik strategis ataupun sebuah benteng. Mengapa kau akan membangunnya di gurun tandus seperti ini ?"

"I, Itu ... caramu mengalihkan perhatian!"

Raja Iblis hanya menghela napas mendengar teriakan Yuria.

"Mungkin sifat Pahlawan jauh lebih sederhana daripada yang aku bayangkan ..."

Pada kalimat itu, tangan Yuria merayap ke gagang pedang, tetapi merenggang karena perasaan kekalahan muncul, dia malah mengepalkan tangannya lalu memukul meja dengan keras.

"Jangan bicara omong kosong ! Bahkan jika kau pensiun, kau masih harus bertanggung jawab atas kejahatanmu !"

Raja iblis hanya tersenyum seolah tak ada yang salah.

"Jadi apa yang telah aku lakukan ?"

Pada respon yang bodoh itu, Yuria mendengus tak percaya.

"Ha ? Kamu bertanya karena kamu tak tahu ? Karena kamu, ratusan anak-anak dikorbankan, dan bahkan lebih dari ribuan orang tewas ditangan pengikutmu ! Satu-satunya alasan aku belum membunuhmu karena aku akan membawamu berdiri didepan masyarakat untuk sidang terbuka !"

Pada kalimat itu, Raja Iblis menyangga dagunya dengan 1 tangan, dan dengan wajah main-mainnya hilang dia menjawab.

"Aku kurang puas dengan jawabanmu. Aku akan bertanya lagi, memang apa yang telah aku lakukan ?"

Kwangg !

"Sebenarnya kau tidak bermaksud berkata bahwa kau tak mendengarku dengan baik !" 

Yuria berteriak, berdiri dan memukul meja dengan keras. Tetapi Raja iblis hanya memandang pada benda yang jatuh, cangkir teh pecah, dan bergumam.

"Oi, cangkir itu mahal ... dan teh berkualitas yang belum selesai kuminum juga barang mahal..."

Melihat adegan ini, dia berduka karena jatuhnya cangkir dari pada orang didepannya, Yuria menarik pedangnya dan berteriak.

"APA KAMU MASIH BERCANDA !"

Pada kata-kata yang penuh dengan niat membunuh, Raja Iblis menyeringai dan memukul meja.

Tang !

"Bagaimana kalau kita taruhan ?"

Pada tangannya yang memukul meja ada sisik dari pemimpin dewa.

"Taruhan ?"

"Yup, taruhan. Jika aku tak bersalah, maka kamu akan memberikan aku 1 keinginan, tetapi jika aku bersalah aku akan memberikanmu 1 permintaan, misalnya jika kau ingin aku masuk penjara maka aku akan berjalan dengan kaki ku sendiri. Bagaimana ?"

Yuria menyipitkan matanya, tangan kanannya selalu siap untuk menghunuskan pedangnya ke jantung raja iblis.

"Tipuan macam apa ini ?"

"Aku tak berbuat jahat, akan tetapi kamu melakukannya. Dan kamu terus bersikeras bahwa aku sudah berbuat jahat. Bukankah itu tak adil ?"

"Dan bagaimana kau menghardikku sebagai penjahat ? Mungkinkah ini hukum di dunia iblis ?"

"Ya tapi juga dari hukum dunia manusia"

Dengan tangan yang menopang dagunya, raja iblis menjentikkan jari dan berkata,

"Pertama, kau akan membawaku pergi ke sidang untuk diadili ? Tapi itu tertulis dengan sangat jelas pada hukum kekaisaran. Pemberontakan, bencana alam, atau situasi dimana banyak kerusakan yang dibuat dalam waktu sungkat, terorisme, atau situasi darurat lainnya. Untuk masuk ke rumah seseorang tanpa izin, kamu perlu surat perintah yang tepat untuk melakukannya, tapi kamu tak memilikinya kan ?"

"Itu bukan masalah besar karena kamu telah menyebabkan banyak kehancuran dan kerusakan."

"Oh benarkah ? Lalu apakah kau berani taruhan ?"

Apakah ini salah satu rencana Raja Iblis ? pikir Yuria. Tapi ia tidak berdosa sedangkan Raja Iblis....

Selama sisik sang Pemimpin para Dewa digunakan, tidak ada rugi baginya.

"Baiklah, mari kita taruhan."

"Begitukah ? Lalu ulangi kata-kataku."

Raja iblis meletakkan tangannya pada salah satu sisi sisik dan berkata.

"Aku bersumpah atas nama Pemimpin para Dewa. Jika aku melakukan kejahatan yang sang pahlawan tuduhkan padaku, maka aku akan mengikuti apapun perintah pahlawan."

"Apapun ?"

"Yup, tapi kamu harus bersumpah juga. Karena itu akan menjadi sumpah yang adil."

Pikiran yuria ragu-ragu untuk mengikuti perintah apapun, tetapi dia merasa tak akan kalah dengan omong kosong Raja iblis, dia meletakkan tangannya di sisi lain sisik dan berkata.

"Aku bersumpah dengan nama Pemimpin para Dewa, jika Raja iblis ini tak bersalah, aku Yuria Arshien, akan mengikuti apapun perintahnya."

Saat Raja Iblis dan Yuria melepaskan tangan mereka dari sisik, cahaya tipis terpancar dari sisik dan mulai mengarah pada satu sisi. Awalnya mengarah menuju Raja iblis lalu Yuria. Dan setelah ini berulang puluhan kali seperti itu, pada saat yang bersamaan cahaya menghilang seolah-olah itu tak pernah ada.

"Sumpah telah dibuat. Mari kita mulai."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar