Corded
Bab 1
Newcomer [1]
Untuk megamankan keberadaan Petra, dia memutuskan untuk masuk militer sebagai Teknisi Senjata.
Pendaftaran anggota baru militer diadakan Negara setahun sekali, akan banyak orang lulusan Akademi ternama yang mendaftar.
Kebanyakan mereka akan mendaftar sebagai Pasukan Utama. Dan untuk beberapa Akademi Khusus ada sebuah keistimewaan, mereka tidak perlu memulai sebagai tentara reguler. Mereka yang sudah dilatih di Akademi khusus akan langsung mendapat pangkat yang lebih tinggi tergantung dari hasil mereka selama di Akademy Khusus.
Untuk menjadi Teknisi Senjata sendiri tidak mudah, karna bagian ini biasanya tidak mengadakan pendaftaran dan langsung memilih calon anggotanya dari beberapa Akademi yang merekomendasikan siswanya. Petra yang tidak terdaftar di Akademy manapun tentu tidak akan bisa masuk. Jadi dia harus memikirkan suatu cara.
Ada cara lain untuk bisa masuk, jika kau berasal dari Keluarga Terhormat atau rekomendasi dari keluarga Terhormat.
Petra terus memikirkan caranya agar dia bisa masuk.
‘Bagaimana caranya?’
Kereta telah sampai ke stasiun utama, penumpang dipersilakan Keluar dari gerbong kereta.
Petra memakai baju bertudung dan membawa tas kecilnya keluar dari kereta. Petra melihat kanan kirinya.
‘Ah.. Ini dia'
Petra berjalan setengah berlari meninggalkan stasiun dan terus berjalan dipinggiran jalanan kota yang ramai. Petra meihat kearah depan mencari satu tempat yang tepat. Langkahnya semakin cepat...
‘Itu.. ‘
Sebuah cafe kecil dengan dinding kaca yang tertutup tirai. Petra sampai didepan pintu, mengamati sekitarnya dan memasuki cafe. Dia duduk di kursi yang dekat dengan pintu.
Selang beberapa saat, seorang pria memasuki cafe, tolah toleh mencari seseorang dan saat menengok kearah kanan. Dia melihat Petra yang sedang duduk sambil memegang cangkir kopi melihatnya sedari tadi.
“Kopi?”
Petra menganggankat cangkirnya dan mempersilakan pria itu duduk.
Pria itu menghela nafas panjang dan duduk berhadapan dengan Petra.
Membuka Tudung dan masker mulunya.
“Sial, sejak kapan?”
Tanya pria misterius dengan santai mengambil cangkir berisi kopi, memasukan gula dan mengaduknya.
“Apanya?”
Jawab Petra dengan ekspresi polos.
Pria misterius sejenak berhenti mengaduk kopinya, dan mengerutkan kening.
Dia manaruh cangkir kopinya, dan mengulurkan tangan.
“Daylan...”
“Kau terlalu jujur tuan Yokanov”
Petra menjabat tangannya tapi tidak menyebutkan nama.
‘Aku tidak salah orang'
Pikir Daylan
Daylan mengangguk senang.
“Buatkan senjata untuk Yokanov”
“Beri aku bantuan masuk militer”
Daylan tercengang, mulutnya sedikit terbuka. Tapi langsung memalingkan wajah kesamping kiri sambil menggaruk alisnya.
Daylan berasal dari salah satu keluarga Terhormat, Yokanov, menjadi keluarga Terhormat tidak selamanya menyenangkan. Keluarga terhormat cenderung saling menjatuhkan satu sama lain.
Dan Daylan sebagai anak pertama keluarga Yokanov sekaligus calon penerus kuat. Karna keluarga Yokanov, meski mereka kompak dan tidak saling menjatuhkan. Beban cenderung ke anak laki-laki pertama.
Kebiasaan anggota keluarga Yokanov adalah karna mereka terlalu fokus pada bidangnya masing-masing yang kebanyakan didunia Militer.
Sangat jarang bahkan mungkin tidak ada yang mau memiliki pasangan karna mereka terlalu mencintai pekerjaannya dan mati sebelum mempunyai anak.
Hingga anak laki-laki pertama biasanya yang harus melanjutkan generasinya. Sekaligus menjadi contoh tauladan bagi saudara yang lain.
‘Fak, resikonya terlalu besar'
Jika Daylan salah mengambil keputusan, maka akan membahayakan nama keluarga. Bagaimana jika dia menghancurkan Militer Negara, nama keluarga Yokanov akan buruk.
Atau bahkan mungkin tidak mampu mengikuti dan tertinggal oleh Teknisi yang lain? Tidak, kalau itu dia maka tidak mungkin tertinggal karena itulah Daylan memilihnya. Daylan terus memikirkan kira-kira apa tujuan dari permintaannya.
Petra mengamati Daylan dengan seksama dan dia akan mulai memprovokasinya. Bagaimanapun juga sisi terbaik adalah di keluarga Yokanov dibanding keluarga terhormat yang lain.
Kesempatan emas datang kepadanya tapi dia tidak akan menerimanya begitu saja. Mereka harus saling membutuhkan agar ikatan menjadi kokoh.
“Kalau begitu aku akan disisi keluarga Zed.”
Petra setengah berdiri, lalu Daylan dengan sigap berdiri.
“Sepakat!”
Daylan secara reflek setuju setelah mendengar kata ‘Zed'
Petra tidak jadi berdiri, dia kembali duduk, menyilangkan kaki dan ujung mulutnya mulai naik.
Sedangkan Daylan terlihat sedikit kesal, dan ikut duduk juga.
Daylan segera mengambil cangkir kopinya dan menegaknya untuk melupakan kekesalannya.
Petra mengeluarkan bukunya dan mulai menulis.
“Kau tidak meminum kopimu?”
“Ah.... Sebenarnya aku tidak minum kopi.”
“Tunggu... Apa kau memberi sianida pada kopiku?”
Daylan langsung teringat, kenapa dia begitu ceroboh.
“Kalau begitu pasti kau sudah tidak bisa bericara lagi sekarang.”
“Ah... Benar juga”
Daylan mengangguk lega.
“Berapa yang harus kubayar?”
“Tidak semua kesepakatan harus dengan uang”
Petra menyobek secarik kertas dari bukunya dan memberikannya pada Daylan.
Daylan menerima kertas itu dengan ekspresi bingung.
“Apa ini?”
Petra tidak menjawabnya dan langsung pergi.
Untuk membuatkan senjata :
>>Sediakan bahan yang kuperlukan dan juga alat yang kuinginkan.
>>Produksi barang terbatas.
>>Sebaiknya tidak digunakan untuk kejahatan
Jika sepakat temui aku di tempat dan tanggal yang kau sudah ketahui. Atau aku berada sisi Zed.
“Huft...”
Daylan bernafas lega, dia meremas secarik kertas itu dan melemparnya ketempat sampah.
Daylan menghabiskan sisa kopi dan membayarnya.
Saat memberikan uang.
‘Apa ini di tanganku? Noda tinta??’
Daylan mengingat kembali, hari ini dia bahkan tidak memegang Pulpen.
Sebaiknya jangan kau rusak kertasku apalagi membuangnya
Daylan mulai menyempitkan matanya, melihat disekililingnya. Apakah Petra masih berasa disana.
‘........aku dibodohi'
Daylan lalu mencari kertas yang dia lempar dan pergi dengan kesal karna dibodohi beberapa kali tapi juga senang karna sepertinya dia tidak salah memilih.
***
Hari perekrutan anggota baru di Cabang Pusat Militer
Daylan sangat terlihat rapi tapi tidak terlihat mewah atau glamor seperti kebanyakan keturunan keluarga terhormat. Daylan mencari-cari dimana Petra, tidak sulit menemukannya, di bangku pinggir lapangan.
“Aku hampir menghubungi Keluarga Zed”
Tentu saja Petra tidak melakukannya, berada disisi Keluarga Zed mungkin ada dalam rencananya tapi bukan pada opsi pertama..
‘Aku tidak akan dibodohi kali ini'
Petra menutup bukunya, dan mengikuti Daylan dari belakang.
“Kenapa kau ingin masuk ke Militer?”
“Kenapa kau ingin aku membuatkan senjata?”
“Ah...”
Ini bukan berarti mereka punya alasan yang sama, ini menandakan mereka sama-sama tidak ingin memberi informasi.
Daylan berjalan menuju kantor bidang Persenjataan, dia sana ada seorang pria paruh baya. Sepertinya dia salah satu anggota senior Teknisi Militer.
“Langsung saja, ini yang kumaksud prof Neil”
Neil menatap Petra dari atas kebawah.
‘Siapa dia? Dari Akademi mana?’
Neil selalu mengawasi orang-orang yang mungkin bergabung dengan Teknisi Senjata.
Tapi dia tidak menemukan satu pentunjukpun tentang Petra, jelas saja. Petra tidak pernah memdaftar ke satupun Akademy.
Dia belajar dari buku keluarga Zakkyan dan dari saudaranya dilapangan secara langsung. Menemui Ilmuan dengan tingkat lebih tinggi dinegara yang dia kunjungi, membaca buku dari berbagai negara sehingga selain bagus di matematika, Fisika, dan sebangsanya dia juga telah memahami bahasa sehingga kosakatanya sangat kaya.
“Akan ada sedikit ujian”
Petra dan Daylan tampak tenang tidak mengatakan apapun
‘Harunya salah satu kalian ada yang bilang ujian apa?.. Sial'
Neil tersenyum palsu dengan mata melebar menatap ke Petra, pindah ke Daylan, Petra, Daylan, Petra, Daylan....
‘Ah... Sudahlah'
“Ujiannya besok jam 10 pagi”
Akhirnya Neil putus asa dengan wajah memelas.
“Oke.”
Petra menjawab singkat dan langsung pergi diikuti Daylan.
Daylan berjalan lebih cepat untuk menyusul Petra.
“Sampai besok, semoga kita berdua lolos.”
Petra terhenti.
“.......Maaf?”
“Aku juga akan masuk bersamamu”
Kali ini Petra menoleh kearah Daylan dan menatapnya tajam
“Apa?”
“Aku juga mendaftar”
Petra menatap kearah langit, sepertinya dia akan menangis. Dengan satu tarikan nafas yang dalam. Wajahnya berpaling kearah bawah dengan cepat.
‘Fak!!’
Petra berteriak tanpa bersuara, tapi terlihat jelas dari mulutnya kalau dia bermaksud mengatakan itu.
Bab 1 - Newcomer [1]
<End>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar