Jumat, 03 Februari 2017

Corded - Prolog

Corded



Prolog
Awal dari sebuah cerita

Keluarga penjual senjata Ilegal kelas kakap yang hanya menjual barang kepada organisasi tertentu saja dan hanya menjualnya dalam jumlah terbatas, keluarga Zakkyan. Beranggotakan 6 sauadara kakak beradik yang ahli dibidangnya masing-masing akhirnya tertangkap untuk pertama kalinya.

Tidak ada barang bukti berupa senjata yang berhasil diamankan. Hanya mayat 2 anggotanya, darah dimana-mana, dan bahkan selongsong pelurupun tidak ditemukan. Sangat rapi bersih dan profesional.

Setelah kejadian itu tidak ada laporan mengenai kegiatan keluarga penjual senjata ini. Hanya ada 2 mayat yang berhasil diamankan dan itupun dicuri 1 bulan kemudian.

Semua ini terjadi karena Maria, anak ketiga yang bertugas sebagai informan dan mengendalikan arus informasi berhianat. Entah bagaimana informasi bocor dan Interpol berhasil mengetahui mereka akan melakukan transaksi dimana dan kapan itu akan terjadi.


Transaksi hampir selesai dilakukan, tapi tiba-tiba Prein, anak tertua ditembak tepat dikepalanya dan jatuh ditempat. Grey, anak kelima yang bertugas mengamankan berlangsungnya transaksi kaget, dan menembakan senjata peyerbu kesegala arah.

“Kita ketahuan, lakukan sesuai prosedur” mungkin kira-kira begitulah kata terakhir Grey.
“Fuck!”
Rayen bergegas meninggalkan lokasi dan memotong saluran komunikasi.


Disisi lain..

“Dimana kau Maria!!”

Seorang wanita dipertengahan pertengahan 20an, anak keempat Keluarga Zakkyan, Riem. Riem mencari Maria ditempat biasanya dia mengawasi transaksi lewat layar monitor. Maria tidak ada disana. Hanya ada secarik kertas putih bertuliskan tinta hitam.

‘Maafkan Aku...’

Seketika Riem jatuh lemas tak lama setelah membacanya. Apa maksudnya ini? Penghiatan pada keluarga sendiri!? Bagaimana kamu mampu melakukannya Maria!??. Suara-suara aneh terdengar dikepalanya.Akhir dari keluarga Zakkyan!!. Sosok Grey dan Prein sangat jelas tergambar dikepalanya. dan Riem pun jatuh dengan mata masih terbuka lebar dan kesadaran tidak hilang.

Berita tentang keberhasilan Interpol menjadi berita besar diberbagai negara, Interpol dengan bangga mengakui keberhasilannya. Beberapa negara maju bersorak dan kebanyakan negara berkembang memilih bungkam sedangkan hampir semua negara yang masih muda malah melarang penyiaran berita tersebut. Kenapa?


1 bulan setelah itu...
Berita besar lagi, mayat 2 anggota penjual senjata menghilang, tapi tak sampai 3 hari berita ini hilang dari peredaran. Seperti tidak ada yang terjadi.
Disebuah rumah serderhana dipinggir desa yang terpencil jauh keramaian.
2 laki-laki yang sedang berdiri dan seorang wanita yang duduk dikursi roda menatapa pada tanah yang sama. Tidak ada gundukan ada tanda tertentu. Tapi mereka tahu bahwa itu adalah kuburan 2 saudara mereka.

“Kurasa ini memang balasan yang pantas kita terima”

Pria dengan rambut acak-acakan dengan pandangan kabur sehingga membutuhkan bantuan alat khusus berbicara dengan tegar.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang Rayen?”
Pria muda berusia sekitar 20 tahun yang masih terlihat polos dengan rambut tertata rapi.

“Aku tidak tahu....”
“Kita akan teruskan”
“Tidak Petra... yang kita lakukan adalah sebuah kejahatan”
“.................”

Seorang wanita yang duduk dikursi roda hanya bisa mengeluarkan air matanya tanpa mampu mengucapkan kata-kata lagi. Tiga anggota yang berhasil kabur, mencuri mayat dan menguburnya dengan penuh kesedihan. Keluarga penjual senjata yang hanya menjual senjatanya kepada negara yang sedang dijajah dengan harga murah. Membantu membebaskan mereka dari penjajahan negara lain, mengajari bagaimana cara menggunakannya untuk melawan. Berakhir dengan tragis...

“Pergilah Petra...”
“Tapi...”

Rayen mengangguk pelan dengan ekspresi dalam, semacam memberi pesan ‘Percayalah padaku, biar aku yang berkorban' atau ‘Jangan khawatir, biar beban ini aku saja menanggungnya’.

“Sial!!”

Petra berjalan menuju wanita berkursi roda, dia berlutut dan menatapnya dengan tatapan yang sangan dalam, mengangkat kedua tangan dan menyetuh pipinya dengan hangat. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya.
“Baik-baiklah disini Riem.... Jaga kesehatanmu dan lupakan apa yang telah terjadi”

Petra menempelkan keningnya ke kening Riem, sangat dekat hingga kamu bisa mendengar suaraya saat bernafas, cukup lama moment haru ini berlangsung

“..................” Riem tidak mengucapkan satu katapun, namun dari air mata yang terus keluar dan semakin deras Petra mampu memahaminya.

Petra ingin menanggis tapi dia harus menahannya takut Riem akan bertambah sedih, Petra megertakkan giginya dengan kuat hingga tulang dan otot wajahnya terlihat jelas. Petra mengambil nafas panjang sekali lagi, nafas yang sangat dalam.

‘Semua akan baik-baik saja' kata Petra didalam hatinya.
Petra bangkit dan berjalan menuju Rayen yang berada tepat di belakang Riem.
Mereka berpelukan seakan itu pertemuan terakhir mereka.

“Percayakan padaku, Lakukan dengan cara yang benar”
“Aku tidak akan mengecewakanmu”
“Aku tahu itu”

Petra pun pergi meninggalkan 2 saudaranya, Petra berjalan kearah Selatan dimana itu arah menuju kota. Petra, putra terakhir dari Keluarga Zakkyan. Seorang Genius di bidang tehnologi senjata, Produsen senjata dalam keluarga Zakkyan.

‘Kemana aku harus pergi?’
Petra sudah berada di gerbong kereta cepat, membuka buku catatan kecil dengan tulisan yang membuat mata sakit.
‘Mendaftar ke Militer?’
‘Masuk ke bagian penelitian senjata?’
‘Kenapa aku harus kesana?’

Apa yang bisa dia dapat dari sana? Itulah apa yang selalu dipikirkannya. Dana? Tidak, Petra mempunyai banyak uang untuk melakukat riset sendiri jika uangnya habis dia bisa menjual hasil karya dan mendapat Dana lebih besar. Informasi? Dengan tehnologi yang dia ciptakan bahkan dia tidak butuh mendapat informasi tentang senjata yang lebih rendah. Keamanan? Uangnya sudah cukup untuk menyewa tentara bayaran elit. Lalu apa? Apa yang kau cari Petra?

‘Sial, kenapa juga aku membuat rencana ini? Kenapa!? ’
‘Kenapa otak dan kehendakku tidak harmonis? Kenapaa!!?'
‘Kurasa mereka bertengkar karena masalah kecil...hmm.. dasar bocah'

Itu otakmu sendiri sialan....

***

Klan pembunuh bayaran elit yang telah berhasil membunuh banyak Jenderal-Jenderal Besar, menggunakan gabungan dari berbagai tehnik beladiri kuno,Klan Kayusi. Selalu melakukan aksinya dengat cepat, tepat dan bersih, bahkan penegak hukum enggan berusuan dengan mereka. Saat mereka menemukan mayat hasil dari perbuatan Klan, mereka hanya membersihkan sisanya.

Bersih dari catatan kriminal karna tidak ada bukti, dan ditakuti banyak kalangan penegak hukum. Bukan berarti Klan tidak bisa dihancurkan. Pihak militer tidak ingin berusuan dengan mereka bukan karena semata-mata takut, Klan itu hanya menyingkirkan orang yang bersalah. Jenderal yang menyalah gunakan jabatannya dan merugikan satuan militer. Klan cukup membantu militer agar tidak repot membuang sampah disatuan mereka. Atau, memang Klan sengaja dibagar oleh pihak Militer?

Sejak 2 tahun lalu, Klan tersebut tidak lagi menunjukan eksistensinya. Entah karena mereka bosan... Atau sudah dihancurkan..  Atau tidak ada yang membayar mereka lagi?? .

2 tahun yang lalu, tempat persembunyian Klan Kayusi...

Stab!!

“Kenapa kau membunuh Asia?”
Seorang wanita, salah satu anggota klan tanpa ragu melempar belati dan hampir mengenai sasaran.
“Oh...  Maaf, aku tidak sengaja”
Jawab seorang pria dengan nada yang sangat santai ditambah bibir yang terangkat disatu sisi..

“Kau...”
Tap! Tap!  Tap!
“Kau manusia lem... Ah”
‘Sial, kenapa bajingan ini cepat sekali'

Emily sudah menjambak rambutnya dari belakang dan mengarahkan belati dilehernya.
‘Aku masih bisa melihat gerakannya, tapi...’

Gubrak!!

Pintu dibuka dengan paksa dan hancur...
2 orang Pria dengan tampang yang sekilas mirip mendobrak pintu hanya dengan menendangnya.

“Cukup Emily!!”
Kata salah satu pria yang lebih muda..

“Asia masih berusia 5 tahun, dan dia membunuhnya dengan alasan tidak sengaja?”
Belati sedikit menggores lehernya, darah mulai mengalir.

‘Bajingan!!  Siapapun, tolong hentikan dia!!’
Dia pasrah, tidak mampu melawan bahkan untuk bergerak seinchi pun tidak berani.

“Jangan lakukan itu Emily!! Ingatlah pada sumpahmu!!”
“Aaaarrrgh!!!”
Emily berteriak dengan keras.
Emily membalik badannya, posisinya membelakangi terget. Dengan tangan kiri masih menjambat rambutnya dan tangan kanan memegang dagu..

Swushh!!
Gubrakk!!
Klontang!

Tubuh target berputar diudara dan jatuh dengan posisj kepala berjarak 5cm dari kaki kanan Emily bersama dengan jatuhnya belati yang dilepaskan Emily.
Tubuhnya serasa patah semua, jika dulu dia tidak memperkuat tubuhnya mungkin saat itu dia sudah lumpuh.

‘Ahh.. Sakit sekali tapi sedikit menyenangkan'
Dia tertawa ringan.
Melihat itu Emily semakin naik darah, Emily berlutut dengan satu kaki dan menjambak kepalanya. Diangkat perlahan dan membenturkannya ke lantai tanpa ragu...
Duarr!!

‘Aw... Itu pasti sakit, untung saja aku tidak melakukan perbuatan seperti Ryan'
Pikir pria yang terlihat lebih muda sambil memegang bagian tubuh dan kepalanya.
Emily megambil belatinya dan pergi meninggalkan Ryan..
Tap tap tap...

‘Huftt, ini sudah berakhir'
Emily berjalan keluar..

“Trann, kau akan memberi hukuman pada Ryan, dan aku akan keluar dari Klan..”
Sekarang kita tahu, pria lebih muda bernama Trann. Trann tidak terkejut Emily mengatakan itu, dia sudah menduganya sejak awal. Asia adalah adik Emily, di Klan Kayusi mereka diperbolehkan membunuh siapa saja, tidak peduli usia, ataupun Gender. Hanya satu, tidak boleh membunuh sesama anggota Klan.

Anna yang masih berusia 5 tahun dibunuh oleh Ryan karena dia tidak suka dengan Emily. Banyak anggota yang bukan dari garis keturunan utama berkata jika Emily lah yang mungkin akan menjadi Pemimpin klan selanjutnya. Itu semua karna Emily sangat berbakat dan berusaha sangat keras dutambah lagi dia pintar, dan untuk pertama kalinya Klan akan dipimpin seorang wanita.

Ryan, yang sejak dulu mengincar posisi ini merasa dikalahkan. Dia yang yang mendapat julukan ‘Mad Assasin' tidak berpikir panjang dan membunuh Asia sebagai pelampiasan. Asia masih berumur 5 tahun, ya 5 tahun. Gadis polos yang tidak tahu apa-apa dibunuh saat bermain boneka. Di usianya yang masih 5 tahun Asia belum bisa terdaftar di Klan karena batas minimalnya 12 tahun.

Secara aturan Klan, ini tidak melanggar hukum. Tapi tetap saja perbuatannya sangat tidak bisa diampuni. Lalu bagaimana?  Melaporkannya ke Polisi?? Yang benar saja, siapa juga yang berani berurusan dengan pembunuh bayaran.

Emily berjalan menjauh sambil membersihkan belatinya dengan kain..

“Aku akan membubarkan Klan ini..”
Trann berkata tidak terlalu keras, tapi Emily dengan jelas bisa mendengar kata-katanya.

Tak.

Emily mematung sementara waktu dan matanya terbuka lebar. Lalu dia berjalan seperti biasa, hingga tidak bisa dilihat lagi.

Sejak saat itulah Klan Kayusi tidak pernah terdengar lagi.





Dan bagaimana jika mereka berkolaborasi dan bekerjasama sehingga mempunyai anak??

Prologue <End>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar