Sabtu, 04 Maret 2017

The Tutorial is too Hard - Bab 6


The Tutorial is too Hard


Bab 6
Waiting Room [3]


[Percobaan 1, Hari 0. 01.28 P.M]
[Waktu sampai Tutorial : 70 Jam 32 Menit.]

Kami duduk di tengah-tengah ruangan berdinding batu, Ruang tunggu lantai 1 dan mulai memperkenalkan diri.

Pria beruang yang menjelaskan semuanya padaku memperkenalkan diri pertama kali.

Pria beruang bernama Choi Min Sik.
Usia 47 tahun.
Pria kantoran pada umumnya.
Dia baru saja keluar dari pekerjaannya ketika pesan itu muncul.

Kelebihannya adalah dia salah satu tim atletik ketika SMA.

Selanjutnya pria pemarah.
Namanya Cho Kyung Min.
Usia 31 tahun.
Cocok sekali dipanggil Gangster.

Dia suka main game RPG Korea seperti Lineage.

Dan satu-satunya wanita disini.
Park Su Ah.
Usianya 21 tahun.
Murid sekolah biasa.

Dia sangat menyukai anime jepang.

"Aku Lee Ho Jae. 26 tahun dan seorang pro-gamer."

"Pro-gamer? Lineage?"

Kyung Min segera bertanya.
Apa aku Pro-gamer dalam Lineage.

"Bukan, aku pro-gamer dalam kategori RTS. Saat masih muda aku berlatih Kendo, hanya itu yang aku pelajari."

"Baiklah, kita harus mengenal lebih dalam lagi, bagaimana kalau kita membicarakan cara kita bisa kemari?"

Min Sik mulai bicara.
Namun, kami hanya bergumam sendiri-sendiri dan ketika mencoba membaca apa yang dikatakan kami kesulitan.
Hal ini biasa terjadi karna kami tidak saling kenal.
Aku mulai berbicara.

"Pertama-tama, aku percaya kita semua disini sepaham kalau tempat ini sama seperti game kan?"

Yang lainnya setuju.

"Diberi senjata dan baris status. Berarti ini game RPG. Sama seperti Lineage, game yang kamu sukai Kyung Min."

"Yeah. Benar-benar sama."

Dia berteriak setuju.

"Satu hal terpenting dalam Game RPG adalah kerjasama Tim. Dalam sebuah party, kita memiliki peran masing-masing dan bekerja sama. Jadi mari tunjukan senjata yang kita pilih untuk menentukan peran dalam tim."

Empat dari kita membuka inventori dan mengeluarkan senjata.

Min Sik memilih senjata besar.
Ganggang yang lebar dan pedang yang besar.
Pasti sangat berat.
Dengan panjang kira-kira 2 meter, senjata yang terlihat seperti milik Guan Yu atau Zhang Fei dari Romance of the 3 Kingdoms.

Kyung Min memilih kampak. Kampak yang sedikit lebih besar dari normalnya kampak.
Namun, ganggang yang panjang membuatnya mudah digunakan.

Aku rasa pernah melihat yang seperti ini sebelumnya, lalu aku menyadarinya. Itu adalah kampak yang digunakan seorang kurcaci dalam Lord of the Rings.

Termasuk denganku, 3 dari kami memilih senjata jarak dekat.

Dalam benakku aku berharap Su Ah memilih senjata jarak jauh. Sebuah busur, senjata lempar atau tongkat sihir.
Namun Su Ah mengeluarkan sebuah katana panjang.
Lebih panjang dari katana biasa.
Sederhananya, terlihat seperti katana dalam anime.

Oh dewa, bagaimana cara dia menggunakannya...
Apa kau ingin menjadi bagian dari Shinigami?

Kami semua memilih senjata jarak dekat. Kombinasi yang buruk.
Ketika Min Sik dan Kyung Min berdebat tentang senjata siapa yang lebih baik, aku segera menjernihkan pikiranku.

"Aku punya ide. Tolong dengarkan."

Informasi yang kuberikan adalah.
Kyung Min dan aku didepan.

Karna aku punya tameng, aku harus sedikit didepan Kyung Min untuk memblokir serangan sehingga dia bisa menyerang dengan kampaknya.

Min Sik dibelakang.
Dengan Min Sik dibelakang, dia bisa meyerang musuh yang berada diluar pandangan kami.

Terakhir Su Ah pemain bebas.
Katana yang sangat panjang. Dibanding dengan tubuhnya, terlihat berat karna dia harus menggunakannya dengan dua tangan. Terlalu berbahaya jika yang menggunakannya seorang pemula.

Su Ah mencover sisi Min Sik dan membaca alur pertarungan. Dan bila aku atau Kyung Min terluka, Su Ah bertugas membantu dan menyerang jika ada kesempatan.

"Jadi bagaimana?"

Min Sik dan Kyung Min setuju dengan posisi itu.
Min Sik lega dia sedikit lebih aman satu langkah dan Kyung Min senang karna dia bisa menjadi orang yang memberi kontribusi terbesar dalam kelompok.

Namun Su Ah tidak menyukai ide ini. Dari semuanya dialah yang mendapat posisi paling aman. Sungguh mengejutkan saat aku melihat wajah kecewanya.

"Su Ah. Aku paham bagaimana perasaanmu, tapi aku pikir kamu harus mengikuti saran Ho Jae. Aku mengerti jika kamu menganggap ini seperti Game, namun kita tidak tahu apa kita bisa terluka atau mati seperti sebuah game. Terlebih lagi kita memilih tingkat kesulitan tertinggi. Kita tidak tahu bahaya apa yang sudah menunggu, kita tidak punya saran yang lebih baik jadi mari ikuti saran Ho Jae saja."

Min Sik mencoba menenangkan Su Ah.
Walau ekspresi Su Ah tidak berubah, dia hanya mengangguk setuju.

Lalu kami mulai latihan kelompok.

Tidak peduli kemanapun kami pergi, kami masih di area dimana tidak bisa terluka, lelah ataupun lapar. Tempat yang sempurna untuk berlatih.

Pertama-tama kami mulai sesuai dengan posisi yang sudah kusarankan.

Kyung Min dan aku didepan, aku sedikit lebih depan dari Kyung Min dan Min Sik dibelakang kami.

Sangat penting untuk tidak berada di jalur Min Sik.
Kami tidak boleh terlalu dekat atau terlalu jauh satu sama lain.

Setelah beberapa kali mencoba, kami akhirnya menemukan jarak yang pas.
Pada tahap ini kami hanya berlatih mengayunkan senjata layaknya barbar.

"Kurasa sudah cukup."

Kata-kata Kyung Min beralasan karna kami mulai jenuh. Kamipun berhenti mengayunkan senjata.

Setelah itu kami mulai bertanding.
Aku khawatir senjata kami akan rusak saat berlatih , tapi untungnya tidak terjadi. Ketika senjatamu terkenan serangan, entah sekeras apapun, senjata itu kembali seperti semula.

Bukan hanya tubuh kita, ruang tunggu juga bisa memperbaiki alat kami secara otomatis.

Selama kami berada diruang tunggu maka luka akan sembuh, saat kami berlatih tanding, kami tidak berlatih tanpa ragu karna takut yang lain terluka.

Kami hidup damai hari itu.
Kami berlatih untuk bertarung tanpa menumpahkan darah meski kami diruang tunggu.
Kami mulai membuat improvisasi.

Kyung Min mengayunkan kampaknya dan aku memblokirnya dengan Tameng.
Kami berlatih serius dan penuh dengan konsentrasi.

Jika ada celah maka aku akan mengayun kan pedangku.
Untuk menghindari bahaya serangan balik, Kyung Min secara alami belajar bagaimana cara menebaskan kampak dengan gerakan efisien. 

Min Sik mencoba untuk menggunakan Pedang Raksasa.
Senjata yang terlalu berat, tidak akan bisa digunakan semudah yang kau lihat di Film Beladiri China. Kamu hanya bisa memanfaatkan beratnya untuk menambah kekuatan serang.

Beruntungnya formasinya bisa melindungi bagian belakang kami dengan baik.

Masalahnya sekarang adalah Su Ah.

Karna terlalu panjang, dia mencoba sekali mengayunkannya. Dan tercipta sebuah gelombang udara tak terkendali.

Dia tidak pernah sekalipun menang dalam pertandingan.
Aku bisa dengan mudah mengalahkannya bahkan dengan tangan kosong.

Aku tidak berharap apapun darinya jadi aku sama sekali tidak kecewa.
Namun terlihat sekali kalau dia frustasi.

"Bagaimana kalau kita mencoba bertukar senjata?"

Mungkin karna rasa frustasinya dan kekesalan karna terus kalah, Su Ah menyarankan agar kami mencoba bertukar senjata.

"Kenapa harus begitu?"

Kyung Min menjawab dengan nada kasar.

"Mari kita coba. Mungkin jika kita mencoba menggunakan senjata yang lain, kita bisa mempelajari sesuatu yang berharga."

Kyung Min setuju untuk mencoba setiap senjata yang lain. Dia selalu mengabaikam Su Ah dan menganggap enteng saran Min Sik. Tapi dia setuju dengan saran dariku.

Mungkin karna aku telah menganggapnya seperti orang yang sangar sejak awal. Kyung Min selalu mengeluh dan marah, tapi sebenarnya dia baik.

Fakta bahwa dia seorang gangster bisa terlihat dari sikapnya.
Dan ketika Kyung Min memperkenalkan diri bahwa dia seorang gangster, tekanan diruang tunggu menjadi sedikit terasa.

Beruntungnya bagi kami karna dia bisa berbaur.
Setelah berlatih mengayunkan senjata, kami mulai bertanding lagi. Dan yang lebih mengejutkam, Su Ah jadi sering menang.

"Sialan, senjata ini susah digunakan. Orang-orang di film terlihat menggunakanya dengan mudah."

Kata Kyung Min setelah mencoba memakai Katana.

Ada sedikit perbedaan saat kami menggunakan senjata yang berbeda.

Karna kami tahu ciri dari tiap senjata, kami jadi tahu kelemahannya.

Diatas semua itu Su Ah lah yang paling menonjol saat mengayunkan kampak Kyung Min.

Dia mulai berlatih mengayunkan kampak seperti memotong sebuah kayu dengan seleuruh kekuatannya.

Karna sulit digunakan dalam pertarungan nyata, jadi tidak masalah karna perannya sebagai pemain bebas.

Su Ah berlatih tanpa henti dengan senjatanya dan dia semakin percaya diri.
Namun masih ada satu masalah.

"Hancurkan jiwa lawan!! Keadilan!!" Serangan Cahaya Rembulan!!"

Setiap kali dia mengayunkan senjata dia akan meneriakan kata-kata semacam itu.

Awalnya aku mencoba mengabaikannya dan beranggapan hal itu bagus untuk menambah konsentrasinya, namun tetap saja aku merasa terganggu setiap kali dia berteriak.

"Oi, aku merasa risih jika kau melakukannya terus."

"Kau harus menyebukan nama skill jika ingin mengaktifkannya."

Tapi maksudku kenapa juga dia harus berteriak 'Tusukan' saat dia sedang membelah.

Tidak masuk akal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar