Kamis, 09 Maret 2017

Reincarnator - Bab 26

Reincarnator


Bab 26 
Tiket (1)

Hansoo tertawa sambil menggelengkan kepala.


"Aku menolak. Pergilah duluan."
Gyucheol yang tak tahan, diapun mengamuk.
"Tidakkah kamu terlalu serakah kawan muda ? Dan ini bukan hanya pikiranku. Kita perlu bergerak ber-9 bersama tetapi apa yang kamu ingin kami lakukan jika kamu memasuki tempat berbahaya seperti ini."
Wajah Gyucheol terbakar saat dia mengatakannya.
Karena dia tau bahwa itu bukanlah sesuatu yang perlu dikatakan.
Tapi dia telah menahannaya.
Hal yang dia sadari ketika dia bertambah tua dan saat dia menjadi pemimpin keluarga adalah bahwa rasa malu yang hanya untuk sesaat dan menjadi keras cukup efektif.
Siapa yang akan melindungi keluarganya jika dia membiarkan Hansoo hanya karena ego nya dan lalu mati setelah itu.
Istri dan putrinya bahkan tidak bisa membahayakan seekor ikan.
Mereka kemungkinan akan mati segera setelah dia (Gyucheol) mati.
Atau sesuatu yang bahkan lebih buruk.
'lebih baik untuk dikutuk.'
Dan masih ada masalah jika Hansoo mengalahkan ular.
Karena akan mengambil waktu yang lama bagi Hansoo untuk melawan ular itu.
Karena kemudian kesenjangan yang telah mereka ciptakan untuk menjauhi garis kehancuran akan mencapai mereka.
Dan jika itu terjadi mereka perlu bertarung lebih banyak dengan gelisah.
'Kamu... Selama kamu bersama kami dan bertarung maka tak akan ada masalah.'
Tidakah mereka cukup baik sampai sekarang.
Ini bukanlah game, ini juga bukan waktu untuk khawatir tentang membunuh monster untuk item atau rune tetapi mengapa dia (Gyucheol) menjadi gila hanya karena dia tak dapat melawan ular yang terlihat kuat itu.
Mereka sudah sibuk mencoba maju secepatnya.
'Sial. Itu bukan karena dia muda. Itu karena dia gila.'
Hansoo mendecakkan lidah saat menatap Gyucheol.
Ada saat-saat seperti ini dimana pendapat mereka saling bertentangan.
Dan Hansoo mengerti dengan baik.
Jika seorang pria tak egois disaat bahaya maka kapan dia akan jadi egois.
'Tapi tak ada cara lain.'
Karena tujuan mereka berbeda maka tak ada cara lain.
Hansoo menggeleng sambil berjalan menuju ular.
"Keparat ! Jika kamu bertingkah egois seperti itu maka mengapa selama ini kamu berpetualang bersama kami !"
Hansoo mengangkat bahu pada kata-kata Gyucheol saat bicara.
"Aku tak pernah berpetualang bersamamu. Jalan kita sama."
"..."
"...Sialan."
Pada saat itu semua orang menyadari bahwa meskipun Hansoo bertarung didepan, dia tak pernah bertukar apapun dengan mereka.
Meskipun dia diam-diam mengajari mreka beberapa hal.
Gyucheol, yang tak tahan lagi, mengutuk dengan keras saat istri dan anaknya menatapnya dengan ekspresi menyedihkan dan Gyucheol membawa pergi mereka setelah melihat Hansoo dengan wajah kesal.
Mereka tau bahwa mereka hidup karena Hansoo tapi mereka sedih karena Hansoo bersikap tak seperti yang mereka inginkan.
Ketika mereka pergi, seseorang melihat Hansoo dengan wajah kecewa.
Orang yang sebenarnya merangsang Gyucheol adalah Hanchul.
Dia akan mencoba merekrut Hansoo setelah menonton sedikit lebih lama tapi kaget karena Hansoo berkata bahwa dia akan pergi melawan ular.
Tampaknya sesuatu yang menakjubkan akan muncul jika ular itu terbunuh.
Tapi itu hanya akan berguna ketika mereka hidup.
Mereka tak memiliki pikiran bertarung dengan ular sepanjang 15m seperti anaconda itu.
Jika Hansoo memiliki kekuatan ajaib ketitik dimana dia dapat memotong ular itu menjadi dua maka mereka mungkin telah cermat mengikuti dia untuk mendapatka sedikit dari hadiah.
Tapi mereka juga punya mata.
Ular yang meluncur diantara pepohonan itu cukup gesit meskipun berukuran besar dan ukurannya yang besar menunjukkan kekuatan dengan menghancurkan cabang yang juga besar sebesar batang pohon normal. (kok kesel ya)
Itu bukanlah sesuatu dimana mereka dapat memperoleh apapun ketika Hansoo bertarung melawan ular itu sendirian.
Dan mereka ingin menjauh secepat mungkin karena pikiran-pikiran itu.
Karena akan jadi buruk jika mereka mendapat serangan tambahan saat menonton Hansoo bertarung.
Mereka tak punya pikiran untuk ikut campur.
'Yahh. Tak ada yang bisa dilakukan.'
Jika seseorang tidak bisa menjaga hidup mereka dengan bijaksana maka semua itulah nilai mereka.
8 yang lain dengan cepat meninggalkan Hansoo dan melarikan diri sementara Hansoo menggigit Cloud Snack saat membuang pandangan ini.
Kemudian dia mulai menyerang ke arah Rune Eater Snake.
.................................
Kudududk
"Hoo."
Hansoo membuang Cloud Snack yang dia gigit dan kemudian menggenggam Rune Eater Snake dengan kedua tangan.
Dan dibelakangnya Rune Eater Snake yang besar terbentang mati dengan otaknya tertembus.
'Sekarang hanya tersisa 5 Cloud Snack.'
Rune Eater Snake memang kuat.
Tapi jauh lebih lemah daripada Carnivorous Beast.
Dan stats nya jauh lebih berbeda dari sebelumnya.
Hansoo menggunakan energi (Rune) tak berwarna dan menggunakan Cloud Snack tetapi hanya perlu satu.
Kachak
Dan segera retakan telur terbuka saat ular kecil yang tak dapat dibayangkan sebagai bayi dari ular raksasa itu keluar dan merangkak diatas pergelangan tangan Hansoo.
'Bagus.'
Ada cukup banyak rune Strength, Stamina, Agility, dan Perception berkumpul di pergelangan tangannya.
Ini semua adalah stats yang Hansoo anggap tak diperlukan untuk saat ini.
Hansoo mulai memberi makam bayi Rune Eater Snake dengan semua rune yang dia dapatkan.
Rune Eater Snake tak menyadari bahwa orang tua nya sudah mati sementara dengan rakus menelan rune dipergelangan tangan Hansoo.
Ke-empat tipe rune dari pergelanga tangannya menghilang dengan cepat kemudian tipe rune yang berbeda muncul menggantikan rune sebelumnya.
'Pertama, menaikkan Magic, Physical dan Magic Resistance.'
Mana nya tak benar-benar berkurang.
Hansoo malah meningkatkan tiga stats yang lain untuk meningkatkan kemampuan kekuatan bertarungnya yang masih kurang.
Karena sesuatu yang berkemampuan akan segera muncul satu per satu.
[Kang Hansoo]
Strength (Tak Berwarna) : 0.02%
Stamina : 88.8
Agility : 84.0
Perception : 85.1
Mana : 58.4
Magic : 30
Physical Resiatance : 25
Magic Resistance : 25.3
'Akhirnya aku mendapatkan delapan statistik besar.'
Yang paling dasar dan stats yang paling berdampak pada kekuatan pertempuran, delapan stats besar.
Mulai sekarang Hansoo perlu menaikkan semua stats ini dengan seimbang.
Keiiik !
Rune Eater Snake yang terlihat senang karena kenyang berteriak senang sebelum tertidur dipergelangan tangannya.
Itu memang keturunan dari raksasa Rune Eater Snake tak peduli bagaimana kamu melihatnya.
Ular itu tak akan peduli selama pertempuran normal.
'Hanya terus tidur.'
Hansoo, yang melihat kelucuan ular itu, mulai berlari saat dia melihat garis kehancuran mendekat.
................................

"Ayah, apa yang harus kita..."
"Harap tenang."
Ketika Gyucheol dan keluarganya yang tertinggal dijalan bercabang dan sedang bertarung, seseorang muncul dari kejauhan.
Gyucheol mengangguk saat melihat ini.
'Aku tau itu akan terjadi.'
Orang itu berlumuran darah tetapi itu Hansoo.
Gyucheol, yang melihat Hansoo, berbicara.
"Mungkinkah kamu kabur saat bertarung ?"
Tak terlihat seperti Strength, Agility atau Stamina miliknya jauh berubah dari sebelumnya.
Jika ular raksasa memberi dia rune maka rune miliknya harus sudah meningkat dengan jumlah yang besar.
Dan ular memang terlihat lebih kuat dari Hansoo jadi waktu yang dia perlukan untuk membunuh itu begitu cepat.
Karena jumlah waktu yang diperlukan Hansoo untuk kembali hanya mengambil waktu yang sama untuk sekali ngerokok.
"Aku membunuhnya."
'Bohong.'
Jika dia (Hansoo) tak pergi untuk mendapatkan apapun maka mengapa dia bertarung ?
Tidak, dia mendapatkan sesuatu.
Hany luka diseluruh tubuh.
Tapi lagian itu harapan Gyucheol.
Karena dia menebak bahwa Hansoo akan kabur sebelum dia terbunuh.
Hansoo bertanya kepada mereka bertiga.
"Yang lain ?"
Yang lain kecuali Gyucheol dan keluarganya tak terlihat.
Gyucheol menggertakkan gigi pada kata-kata itu.
"... Mereka pergi kesana."
'Dan meninggalkan kami.'
Gyucheol memikirkan kata-kata Hanchul sebelum ditinggal.
<Karena Hansoo tak disini lagi kamu tidak bisa hanya tinggal dibelakang dan bertarung disana. Sebaliknya maju kedepan dan bertarung atau tinggalkan grup disini.>
'Jalang itu ... Kedua orang ini dan dia.'
Gyucheol perlu memilih.
Antara bertarung didepan.
Atau menunggu sampai Hansoo datang kembali dan lalu maju melalui jalan dengan Hansoo didepan.
Tetapi Gyucheol tak percaya diri bertarung didepan.
'Sialan... Seharusnya aku bertarung didepan dari awal.'
Saat yang lain terus bertarung, Gyucheol ditinggal tanpa bisa makan rune apapun.
Dan sekarang dia hanya dapat mendukung dari belakang.
Gyucheol tak lagi berada ditingkat untuk bertarung didepan.
Dan binatang didepan mereka akan menjadi lebih kuat.
Mereka setidaknya memiliki Hansoo sebelumnya, jika Gyucheol telah bertarung diantara yang lain maka dia sudah mati lebih cepat.
Jadi Gyucheol memutuskan menunggu  selama 5 menit.
Hanya dalam kasus Hansoo kabur dari pertarungan.
'Itu melegakan.'
Jika Hansoo tak kembali maka Gyucheol kemungkinan sudah bertarung didepan sambil mendengarkan kata-kata kebencian orang lain tetapi untungnya Hansoo telah kembali.
Ketika Gyucheol berpikir ini dan itu, Hansoo memilih arah yang berbeda dari yang lain.
Jika jalan sudah dibersihkan maka jumlah rune yang akan didapatkan secara signifikan lebih rendah.
Lebih baik pergi ke suatu tempat dimana masih banyak sesuatu untuk diburu.
Dan jalur ini lebih kompatibel dengan Hansoo.
Gyucheol hanya melihat Hansoo melewati dia tetapi dia tidak bergerak.
Hansoo memandang Gyucheol dengan ekspresi geli.
"Kamu tidak ikut ?"
Dan Gyucheol bergantung pada kata-kata itu.
"Tidakkah kamu telah berkata kamu tak pernah menjadi bagian dari kami. Majulah duluan."
"Huh."
Kata-kata ini benar.
'Aku dapat melihat dengan jelas niatnya tetapi seorang pria menjadi semudah ini adalah yang pertama di temui.'
Tak terlalu penting bila ada seseorang yang bertarung bersama atau tidak.
Hanso tertawa saat dia mulai lari menuju jalan lain.
Dan Gyucheol dan keluarganya perlahan mengikuti Hansoo sementara meninggalkan celah.
'Ti ... Tidak ada pilihan tersisa.'
Gyucheol tak lagi berada ditingkat untuk dapat bertarung didepan.
Dia harus terus maju dengan menempel pada seseorang.
'Tentunya lingkungan seperti ini tak akan berlanjut.'
Selama lingkungan yang sama seperti area tutorial pertama muncul maka mereka dapat beristirahat sebentar.
Gyucheol mulai menatap punggung Hansoo dengan perasaan berjalan di atas tali.
Berharap agar Hansoo tak menjadi gila dan mengarahkan pedangnya menuju mereka.
Dan berharap agar Hansoo membersihkan jalan didepan dengan baik.
........................................

Udududk
"Hooo."
Hansoo membuat ekspresi bosan saat dia membunuh kerudal terakhir.
Kesulitan ditempat ini sama seperti dimana 9 orang harus bertarung.
Itu sulit karena Hansoo bertarung sendirian.
Karena dia tidak bisa menggunakan Cloud Snack di tempat seperti ini.
'Tetap saja ini sangat bagus.'

[Kang Hansoo]
Strength (Tak Berwarna) :  0.03%
Stamina : 88.8
Agility :  84.0
Perception : 85.1
Mana : 58.4
Magic : 35
Physical Resistance : 32
Magic Resistance : 32.7

Hansoo memonopoli rune karena dia bertarung sendirian.
Dan pertarungan menjadi lebih mudah karena resistensinya meningkat akibat monopolinya.
Dan Gyucheol menatap Hansoo dengan ekspresi muak dibelakang Hansoo.
'... Dia menjadi lebih kuat dan lebih kuat.'
Itu tak terlihat seperti gerakannya lebih cepat ataupun kekuatannya meningkat.
Tetapi cedera Hansoo jauh berkurang dari sebelumnya.
Dan karena itu Hansoo bertarung lebih cepat dan lebih agresif.
Hansoo hanya menerima serangan yang biasanya Gyucheol akan hindari dan kemudian memotong leher kerudal begitu saja.
Dan karena ini kecepatannya lebih pelan daripada saat dia bertarung sebagai grup bersama yang lain tetapi Hansoo sudah memulihkan kecepatannya kembali. 

'Ini agak menggangguku...'
Gyucheol berpetualang dengan aman dan nyaman.
Dia hanya mengambil beberapa monster berdarah yang Hansoo lukai.
Dan Gyucheol cukup memadai untuk ini.
Tapi fakta bahwa Hansoo menjadi lebih dan lebih santai telah mengganggunya.
Situasi sempurna dikepala Gyucheol adalah Hansoo sibuk bertarung didepan dan menjadi berantakan hingga dia tak dapat menyisihkan usaha untuk peduli pada Gyucheol.
Tapi jika itu terjadi Gyucheol tak memiliki solusi disaat Hansoo menjadi marah.
'Apakah aku harus kabur dijalan bercabang selanjutnya...'
Tetapi akan sulit bagi Gyucheol untuk menyelesaikan jalan sendirian.
Tapi hal yang muncul didepan Gyucheol bukanlah jalan bercabang.
'... Terowongan ?'
Suatu terowongan raksasa yang terletak dibawah gunung.
Dan didepan terowongan itu suatu eksistensi yang sangat dikenal berada disana.
"Apakah kalian tak dalam hubungan yang baik ? Kalian berpetualang sementara meninggalkan beberapa jarak diantara kalian berdua. Yahh terserahlah. Selamat atas mencapai tujuan."
Dan kemudian peri menunjuk ke arah bagian dalam terowongan.
Ada kawah gunung berapi aktif yang dapat dilihat bersamaan dengan puluhan orang yang sudah mencapai tempat ini disamping banyak perahu yang terlihat aneh.
Gyucheol berteriak gembira setelah melihat ini.
"Uwahaha ! Sampai ! Kita sudah sampai !"
"Ayah ! Terimakasih atas kerja kerasmu !"
Seakan Hansoo dan Gyucheol adalah yang terakhir, segera setelah mereka masuk terowongan dengan suara tung dan peri yang berada di pintu terbang kedalam.
"Halo semuanya. Selamat datang di garis tujuan. Heehee. Mari kita lihat.. Ada 75 yang hidup sekarang ? Itu bagus karena sedikit yang mati. Kalian bekerja keras."
"..."
Sementara semua orang menggertakkan gigi mereka, peri tersenyum dan melanjutkan.
"Karena ada 75 orang, 75 tiket harus disiapkan, kan ?"
Dan kemudian tiket dengan pola aneh mulai bermunculan di tangan orang-orang.
Ketika orang-orang bergumam tentang tiket, peri terus bicara.
Jika kalian memiliki itu maka kalian dapat menaiki perahu yang akan membawamu ke pulau diatas. Kamu melakukannya dengan baik. Sekarang aku akan memberitahu kalian bagaimana cara menggunakan tiket."
"...?"
Bukankah mereka hanya perlu menaiki perahu setelah menyerahkan tiket itu.
Pada dasarnya perahu yang akan kalian naiki bermuatan 3 orang.
"..."
"Dan tentu saja 3 tiket perlu disiapkan dalam rangka untuk itu bekerja. Bukankah begitu damai ? 
Karena 3 tiket per 3 orang, tak perlu bertarung." 

Semua orang mendesah lega mendengar kata-kata itu.
Karena itu berarti semua orang dapat naik perahu.
Tapi Hansoo menggeleng.
Tak mungkin akan menjadi begitu.
Seperti yang dia harapkan, peri lanjut bicara.
"Tapi akan jadi tak adil bila satu orang atau dua orang membayar tiga tiket dan diperlakukan seperti tiga orang kan ? Jadi kami mempersiapkan sesuatu yang spesial."
'Keparat, tentu saja itu tak akan membiarkan kami pergi dengan mudah...'
Peri membuat ekspresi geli karena melihat orang-orang dan berbicara.
"Pertama, jika kamu menyerahkan tiga tiket, maka kamu dapat pergi ke pulau yang kamu inginkan. BTW, jika kamu berpikir bahwa pulau diatas adalah sama maka itu kesalahpahaman besar. Periksa peta pulau di saku mu."
Peri tertawa dan bicara saat mata beberapa orang bersinar.
"Jika kamu menyerahkan tiga tiket dengan dua orang maka kamu dapat pergi bersama tetapi kamu tidak bisa memutuskan kemana itu pergi. Perahu akan bergerak secara acak."
Pada kata-kata peri, mata orang-orang yang memiliki rekan atau ber-partner berubah.
Jika mereka ingin bersama maka mereka perlu mendapatkan tiket ekstra.
"Yang terakhir jika kamu menyerahkan tiga tiket untuk tiga orang maka kamu akan turun secara terpisah. Kamu dapat pergi keatas tetapi tidak bisa bersama. Situasi seperti suatu keluarga akan jadi sangat sangat menyedihkan kan ? Aku berharap jika kamu berada dalam keluarga dari tiga orang maka kamu dapat mengumpulkan sembilan tiket untuk pergi ke pulau yang kamu inginkan."

"Jalang..."
Gyucheol meludahkan kutukan tanpa kontrol.
Sembilan tiket untuk tiga orang ?
Apa-apaan omong kosong ini ?
Itu sulit bahkan untuk melindungi satu orang pada saat ini.
Dia dapat melihat Hanchul dan yang lain memperhatikan dengan tatapan sengit dari kejauhan.
Dan peri berkata dalam kegirangan tanpa peduli hal-hal seperti itu.
"Harus ada sekitar ... 30 menit lagi sampai pulau runtuh sepenuhnya ? Heehee. Aku pikir hanya perlu 25 kapal. Ini tak akan menyenangkan jika kamu melindungi area dari perahu kan ? Tiket. Kamu hanya perlu mengumpulkan tiga tiket dengan berbagai cara dan kemudian pergi ! Semoga berhasil !"
Peri menghilang setelah kata-kata itu.
Dan wajah semua orang mulai kaku.
Lebih baik pergi bersama dan bahkan lebih baik lagi jika kamu dapat pergi ke tempat yang kamu inginkan.
Jadi lebih baik kamu memiliki tiket lebih banyak.
Jika ada 6 anggota dalam party maka 18 adalah optimal, 9 cukup baik, dan 6 adalah skenario terburuk.
Orang-orang yang sudah memutuskan keputusan mereka mulai mencari orang lemah.
Dan Hanchul dan yang lain yang telah berpisah sebelumnya memandang keluarga Gyucheol dengan senyum.
Yang lain tak tau, tapi mereka tau.
Suatu cara mendapat tiga tiket gratis.
"Keparat..."
Gyucheol mengutuk.
Perahu berada disamping mereka.
Jika mereka ingin hidup maka tiga dari mereka harus naik perahu sekarang juga.
Tetapi jika mereka menaiki perahu seperti itu maka mereka akan berpisah.
Yang berarti istri dan anaknya akan mati atau melalui situasi yang lebih buruk.
'Sial.. Apa yang harus kulakukan ?'
Fakta bahwa mereka dapat datang sejauh ini membuktikan bahwa mereka kuat.
Jadi tak ada orang yang mendapat tiket akan tercuri olehnya.
Dan kemudian Hansoo muncul di mata Gyucheol.
"Hansoo ! Tolong berikan tiketmu padaku !"
"Hmm?"
Saat Hansoo melihat Gyucheol, Gyucheol buru-buru tersenyum.
"Jika kami memiliki tiketmu maka istriku dan aku bisa pergi bersama ! Dan kemudian tolong bawa anakku. Dan jika kamu melakukan itu maka seluruh keluarga kami dapat hidup !"
Gyucheol berteriak putus asa.
Karena kemudian dia dapat membawa istrinya dengannya dan melidungi istrinya.
Dan anak mereka akan dilindungi oleh Hansoo jadi ia akan dapat hidup sedikit lebih lama meskipun terpisah.
Jika ada empat orang dengan enam tiket maka mereka bisa hidup sedikit lebih lama.
"Tolong ... Kamu dapat menyelamatkan kehidupan dengan cara ini ! Kamu kuat jadi bukankah sangat mudah untuk mendapatkan dua tiket lagi ? Kamu sangat kuat ! Tolong selamatkan keluargaku.
'Wow ... Dia tidak bercanda.'

Hansoo memutar-mutar lidahnya pada kata-kata Gyucheol.
Dia mengira bahwa Gyucheol sangat tumpul tapi ini melebihi imajinasi.
'Dia (Hansoo) kemungkinan bukan orang bodoh yang akan memberikan Hak itu kan ?'
Tapi hanchul masih khawatir jadi dia mulai berlari lebih cepat.
Karena jika Hansoo melakukan hak itu maka tiket mereka akan hilang.
"Cepatlah ! Tolong !"
Gyucheol, yang melihat Hanchul dan yang lain menuju mereka,
Dia mengakui sesuatu yang bahkan tak akan muncul karena ego nya.
Dan mata Hansoo ini tenang dengan cara dingin saat dia menatap Gyucheol.


Prev | Index | Next

Tidak ada komentar:

Posting Komentar